Sabtu, 26 September 2015

TUGAS KEWIRAUSAHAAN



TOKOH YANG SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA

v  Bob Sadino
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan. Anak Guru Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19. Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya. Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.” Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar. ”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob. Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

 Profil dan Biodata Bob Sadino
Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama : Islam
Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)
Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)  
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah: Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981


v  Tri Sumono-Tukang Sapu Yang Menjadi Miliuner

Roda itu berputar, terkadang diatas dan terkadang dibawah. Begitulah kehidupan ini. Kiasan ini pas sekali untuk menggambarkan apa yang telah dialami Pak Tri dan keluarganya. Tri Sumono adalah seorang pengusaha yang memiliki berbagai usaha yaitu peternakan, perkebunan jahe, pertanian padi dan masih banyak lagi. Memang usaha Pak Tri belumlah sebesar Yusuf Kalla atau Aburizak Bakrie namun patut diacungi jempol. Melalui CV 3 Jaya miliknya, ia bermetamorfosa dari seorang tukang sapu menjadi seorang pengusaha yang terbilang cukup sukses.

Tri Sumono dilahirkan di Gunung Kidul tanggal 7 Mei 1973. Ia hanyalah seorang lulusan SMA. Tri Sumono lalu hijrah ke Jakarta dengan harapan dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dengan berbekal ijazah SMA dan beberapa kaos di tas ia mencari pekerjaan di Jakarta. Ia sadar bahwa lulusan SMA tak mungkin bisa bekerja di kantoran.

Sesampainya di Jakarta ia menerima pekerjaan apapun agar bisa membeli makanan. Ia menjadi kuli bangunan di Ciledug-Jakarta Selatan. Hanya beberapa bulan saja ia bisa bertahan sebagai buruh kasar. Kemudian ia mendapat tawaran bekerja sebagai tukang sapu di sebuah kantor di Palmerah – Jakarta Barat.
Sebagai tukang sapu tentu lebih ringan dari pada sebagai kuli bangunan. Karena kerajinannya dalam bekerja, ia kemudian diangkat menjadi office boy. Tri Sumono termasuk orang yang gemar bersyukur sehingga nikmatnya selalu ditambah oleh yang Maha Kuasa.

Tak perlu menunggu waktu lama, Tri Sumono kemudian diangkat menjadi tenaga pemasar hingga menjadi penanggungjawab di gudang. Ia juga seorang yang ulet. Ketika hari libur, ia mencari penghasilan tambahan dengan menjual aksesoris seperti jepit rambut dan kalung di Stadion Gelora Bung Karno. Pak Tri melakukan ini selama 4 tahun dengan bermodal uang 100 ribu rupiah.

Memutuskan Menjadi Pengusaha

Saat berjualan tersebut ia berfikir bahwa ternyata hasil dari berdagang jauh lebih menjanjikan dari pada jadi karyawan yang gajinya sedikit dan sulit naiknya. Akhirnya ia mengambil keputusan keluar dari pekerjaannya dan memilih fokus berjualan aksesoris.

Bisnis aksesorisnya lama-kelamaan menjadi besar sampai ia bisa memiliki stand di Mall Graha Cijantung. Karena keuletannya ini ia juga bisa menabung uang dan membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu. Di rumah ia juga membuka toko sembako. Saat itu perumahannya masih sangat sepi sehingga tokonya belum ramai pembeli. Tri Sumono tak kehilangan akal. Disebelah rumahnya masih ada tanah kosong, ia gunakan tanah tersebut untuk membuat kos-kosan yang harga sewanya miring.

Kos-kosan yang berjumlah 10 buah itu disewa oleh pedagang keliling seperti pedagang bakso dann gorengan. Sasarannya pun tepat, toko sembako miliknya kecipratan rejeki dan menjadi ramai pembeli karena harganya yang miring akhirnya toko tersebut dibuat kulakan oleh pedagang bakso dan gorengan.
Melihat ada toko sembako yang ramai, warga diluar komplek pun juga ikut berdatangan membeli di tokonya Pak Tri.

Melebarkan Sayap

Tri Sumono terus mengembangkan impiannya, ia tak mau berhenti di satu lini usaha saja, pemikrannya adalah dengan memiliki banyak usaha maka jauh lebih baik dan lebih stabil pemasukannya dibanding sedikit usaha.
Ia kemudian menangkap peluang membuat nata de coco. Dari info yang diperolehnya, nata de coco adalah sari kelapa yang difermentasikan dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium. Ia kemudian membeli bakteri ini di LIPI Bogor. Kemudian hasil produksinya itu dipasarkan ke beberapa perusahaan minuman kemasan di JaBoDeTaBek. 

Awalnya banyak yang membeli nata de coco darinya namun lama kelamaan orderan menjadi sepi karena ternyata kualitas sari kelapanya menurun, bahkan ia akhirnya menghentikan proses produksinya.
Ia memutar otak untuk mencari tahu cara membuat sari kelapa atau nata de coco yang baik. Ia pun nekad menemui salah satu dosen IPB dan mengatakan kalau ia ingin belajar membuat nata de coco yang baik, ia juga menyatakan bersedia membayar berapapun demi memperoleh ilmu itu. 
Mulanya si dosen memandang sebelah mata mungkin dalam hatinya berkata tak mungkin orang seperti Tri Sumono yang hanya lulusan SMA bisa mencerna keterangan darinya. Namun Pak Tri tetap bersih keras ingin belajar darinya dan Pak Tri pun menang. Dosen itu mempersilahkan Pak Tri untuk belajar dua bulan membuat nata de coco yang berkualitas. Setelah ilmunya dirasa cukup, Pak Tri pun mulai memproduksi lagi dan menawarkan nata de coco hasil produksinya ke beberapa perusahaan.
Hasilnya sangat memuaskan. Banyak perusahaan minuman yang membeli sari kelapa darinya. Ia langsung memproduksi 10.000 nampan sekaligus dengan nilai 70 juta rupiah. Saat ini kondisinya terbalik, banyak perusahaan yang antri membeli sari kelapa dari Tri Sumarmo.
Dalam satu bulan, omset usahanya bisa mencapai 500 juta sampai satu miliar. Benar-benar keajaiban itu ada. Seorang tukang sapu lulusan SMA telah menjelma menjadi miliarder jika memiliki impian dan terus berusaha mengejar impian itu. Usaha Tri terus berdiversivikasi ke perkebunan jahe dan pertanian padi serta jual beli properti.
Sekali lagi pepatah yang menagtakan “Sukses itu hak setiap orang” telah terbukti di hidup Tri Sumono, pemilik CV 3 Jaya


v  Yasa Paramita Singgih
Yasa Paramita Singgih lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih merupakan Seorang pengusaha muda sukses yang saat ini memiliki penghasilan ratusan Juta perbulan.

Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Pendidikan dasarnya ia sepesaikan di SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta.

Saat Yasa duduk di bangku 3 SMP, ayahnya menderita sakit jantung. Penghasilan sang ayah saat itu digunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya daripada membiayai pengobatan sakit sang ayah. Melihat keadaan tersebut hatinya terketuk untuk mencari penghasilan sendiri untuk membantu orang tua. Ia pun mulai menjadi pembawa acara guna mencari uang jajan sendiri. Usaha pertamanya adalah melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.

Selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta, barulah dimulai usahanya sendiri untuk mencari uang. Selepas kontrak sebagai pembawa acara selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni selama enam bulan. Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik ayahnya).

Ia mulai mencoba membuat desain gambar untuk kaos, setelah jadi cuma beberapa yang kejual, akhirnya ia mencoba pergi ke Tanah Abang, membeli selusin pakaian kaos hingga menghabiskan 4 juta. Bisnis inipun ia tinggalkan dengan tanpa untung.

Selanjutnya ia mulai menata strategi bisnisnya yang ia rancang dengan matang.


Mulai serius berbisnis

Dia membuka bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi" di tahun 2012, sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren di kawasan Kebun Jeruk. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses besar ditambah dengan namanya yang dikenal. Tak lama kemudian, sekitar enam bulan kemudian ia sudah membuka cabang baru tepatnya di Mall Ambassador Jakarta Selatan.

Namun ternyata bisnis baru yang ia kelola tersebut mengalami kebangkrutan yang membuatnya malah menderita kerugian.

Pada tahun 2013 ia memutuskan untuk menutup kafenya, dan bahkan bisnis kaosnya pun juga turut dihentikan. Menurutnya, jika dihitung kerugian yang ia derita mencapai 100 juta dari kegagalan yang ia alami.


Men’s Republic

Setelah UN usai, ia kembali lagi terjun ke dunia bisnis, kali ini dengan sebuah konsep yang jelas dengan dilengkapi bisnis plan yang tersusun rapi.

Dia kembali mengibarkan bendera Men’s Republic yang menjual perlengkapan mode khusus pria. Pada awalnya, Yasa Singgih hanya menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang beragam. Saat ini Men’s Republic menjual produk celana dalam, jaket dan juga sandal untuk pria.

Kini, produk Men's Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan omzet ratusan juta rupiah. Dari usaha tersebut ia mampu mendapatkan laba bersih 40% . Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.

Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder.

"Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis non- formal untuk para pengusaha muda.

Yasa telah mendapatkan berbagai macam penghargaan dan telah diliput oleh berbagai macam majalah, radio & stasiun TV. Ia juga telah diundang oleh banyak komunitas dan universitas untuk memberikan sharing seputar bisnis, inspirasi dan pengembangan diri.

Sampai dengan sekarang ia masih sering kali gagal, gagal dan gagal dalam setiap hal yang ia lakukan, karena Yasa percaya bahwa gagal = belajar. Bahkan ia telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk mengikuti seminar, training dan workshop pengambangan diri dan bisnis. When you stop learning, you stop growing.


Penghargaan:
  • Narasumber Asia Pacific Youthpreneur 2014
  • Tokoh Muda Inspiratif versi Metro TV
  • 10 Pengusaha Muda Sukses versi YukBisnis.com
  • 7 Pengusaha Muda Berprestasi versi Kaskus.co.id
  • 5 Entrepreneur Muda Tergila versi Lintas.Me
  • 5 Wirausaha Muda Sukses versi SenengMedia.com


TOKOH YANG SUKSES KARENA BEKERJA

v  Dahlan Iskan Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar. Karier Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Jawa Pos Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Fangbian Iskan Corporindo (FIC) Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer. Perusahaaan Listrik Negara (PLN) Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN) Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN. Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan. Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN. Kehidupan pribadi Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.


v   Alim Markus, Dari Lampu Teplok, Jadi Raja Panci
Kisah Sukses Maspion
Sebagian besar ibu rumah tangga pasti pernah memakai produk Maspion. Namun, tak banyak yang tahu bahwa nama besar Maspion berawal dari pabrik lampu teplok yang dibesarkan protolan SMP di sebuah rumah petak 4 x4.
Maspion dan Alim Markus ada­lah dua nama yang tak terpisah­kan. Orang kini mengenal Maspion sebagai salah satu ke­lompok usaha besar asal Jawa Timur, yang tak hanya berkutat di industri peralatan rumah tanga, namun juga menjamah perbankan, real estat, hingga properti. Sedangkan Alim Markus adalah nahkoda dibalik semua kisah sukses itu. Pria berperawakan sedang ini rela mengorbankan pendidikan dan masa kecilnya saat mulai berkiprah di dunia bisnis.
Alim Markus dilahirkan 57 tahun lalu, tepatnya 24 September 1951 di sebuah rumah petak seluas 4×4 meter persegi di Jalan Ka­pasan Gang II nomor 22. Karena minimnya ukuran rumah, Alim Markus yang kini me­mim­pin grup usaha yang terdiri dari 53 perusahaan itu harus hidup uyel-uyelan dengan ayah, ibu, dan ketiga adiknya.. “<"!-- more -- >Jika salah ang­gota keluarga buang air kecil, baunya langsung ke mana-mana,” ujar Alim Markus sambil terkekeh saat ditemui di kantor Maspion Kembang Jepun, Surabaya, pekan lalu.
Markus muda tak betah terus hidup susah. Sebagai anak tertua di keluarga, Markus bertekad merubah nasibnya dengan beker­ja sekeras mungkin dan menjadi orang sukses. “Saya nekat berhenti sekolah sebelum lulus SMP, saya ingin jadi pengusaha sukses dan kuat. Karena itu saya memilih serius membantu orang tua bekerja dari jam lima pagi sampai tujuh malam,” tutur peng­­usaha yang hingga kini menjabat ke­tua Asosiasi Pengusaha In­do­nesia (Apindo) Jatim itu.
Markus kemudian me­ngerah­kan seluruh upa­yanya membesarkan usaha UD Logam Djawa yang didirikan ayahnya Alim Husin pada Oktober 1965, di daerah Pecindilan, Surabaya. UD Logam Djawa awalnya memproduksi lampu teplok. Alim Hu­sin ketika itu sanggup memproduksi 30lusin lampu teplok perhari.
Saat Alim Markus terjun total mem­bantu bisnis sang ayah, dia ma­sih berumur belia, 15 tahun. Ketika anak seusianya memuaskan gairah anak muda, Alim Markus menjalani semua aktivitas buruh pabrik. Mulai dari ngepel lantai sampai menangani pekerjaan staf administrasi, staf keuangan, dan lain-lain. Markus juga sempat juga terlibat dalam pemasaran. Dengan sepeda pancal dia berkeliling menjajakan barang ke toko-toko di daerah Pabean dan Pasar Turi.
Setelah bekerja keras lima tahun lebih, keluarga Markus mu­lai memetik hasil dan mulai mancapai sukses. Minat ma­syarakat sekitar semakin bertambah, produk dari UD Logam Dja­wa makin laris. Akhirnya pada 1972 didirikan Maspion yang berarti Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional. Pada tahun itu juga, Markus memiliki mobil pertamanya yakni Holden. Markus juga memboyong keluarganya dari rumah petak ke rumah cukup besar di kawasan yang lebih elit yakni di Embong Tanjung No. 5, yang dia tinggali sampai sekarang. Perusahaan pun dipindah ke daerah Gedangan, Sidoarjo. Alim Husin, yang mulai yakin terhadap kemampuan anak-anaknya, secara perlahan mulai menarik diri dari panggung. Dan sebagai putra tertua, Alim Markus muda yang ditunjuk langsung sebagai presiden direktur, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Saudara kandung lainnya Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa masing-masing didudukan sebagai direktur pengelola.
Kata kolega
Sederhana tetapi berkarakter sehingga banyak orang yang segan dan menjadikannya panutan.”
Henry J. Gunawan, Presdir PT Surya Inti Permata Tbk
Alim tetap ulet beker­ja keras dengan jujur walau dulu banyak pengusaha yang memakai dana BLBI.”
Erlangga Satriagung, Ketua Kadin Jatim
BIODATA
Nama: Alim Markus
Lahir: Surabaya, 24 September 1951
Jabatan:Presiden Direktur Grup Maspion
Orangtua:Ayah Alim Husin, Ibu Angkasa Rachmawati
Istri: Sriyanti
Anak:Enam Orang
Saudara kandung:Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa
Pendidikan: Kelas 3 SMP tidak selesai
Anak perusahaan : 53
Bidang Usaha : produk kebutuhan rumah tangga, konstruksi, material, dan industri, property, gedung perkantoran dan  mal, dan jasa keuangan
Karyawan : 30.000 orang


v  Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni1936; umur 78 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.



KARAKTER YANG INGIN DI MILIKI
·         Gigih dan Ulet
·         Jujur
·         Kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri
·         Siap menerima kegagalan
·         Selalu mencoba
·         Berani beda
·         Berfikir realistis
·         berani mencari dan menangkap peluang
·         Kreatif dan inovatif
·         Mampu membuat keputusan yang tepat
·         Pantang mengeluh
·         Berani menghadapi resiko
·         Memiliki kemampuan manajerial
KARAKTER YANG SUDAH DI MILIKI
·         Selalu mencari peluang
·         Memiliki rasa tanggung jawab
·          Memilki etos kerja (semangat)
·          Selalu mencoba
PERBANDINGAN KARAKETER
Perbandingan
Sukses Karena Bekerja
Sukses Karena Berwirausaha
Sikap
Mengajukan ide-ide agar karakter kreativitasnya terasah, tegas, membuka diri untuk hal-hal yang baru yang berhubungan dengan pekerjaan.
Disiplin, berkomitmen tinggi, jujur, mandiri, bersifat rasional, dan memiiki pandangan pada masa depan serta berani mencoba.
Percaya diri
Memilki keyakinan dan optimisme.
Memiliki Keyakinan dan optimisme.
Pengambil resiko
Berani mengambil resiko untuk mewujudkan mimpinya
Memilki kemampuan dalam mengambil resiko dan menyukai tantangan.
Kepemimpinan
Mampu berinisiatif,  bekerjasama dan membina hubungan baik, membuka diri, tepat waktu dan tidak mengeluh.
Bersikap sebagai seorang pemimpin, suka bergaul,menerima kritik dan saran yang membangun serta memiliki rasa tanggung jawab.
Kepribadian
Pantang mengeluh, pejuang, dan pekerja keras serta memiliki ambisi untuk sukses.
Berani mencari dan menangkap peluang usaha

REFERENSI

Nazaruddinprambudi,didik. 2013. 5 wirausahawan sukses Indonesia. http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.co.id/2013/04/5-wirausahawan-sukses-indonesia.html 
 di akses 25-9-2015 (14.40)

santoso,avit. 2011. kumpulan biografi tokoh dunia dan orang orang sukses.

 http://avitsantoso.blogspot.co.id/  di akses 25-9-2015 (14.20)